cursed conversion

0 komentar Thursday, December 27, 2012
Nahh kaaan penyakitku dari zaman purba keluar lagi. Di saat paling sibuk ngurusin anak, di saat harus baca ebook, journal dan slide yang buanyaaaaak itu, malah nafsu banget  untuk menulis di dunia maya dan meneliti blog orang satu demi satu. Ga penting banget. KONVERSI maaak.. Dulu koass juga begini, asal ga belajar, ngga papa nyikat kamar mandi juga dehh.. Jadi masa blog ku paling produktif sebenarnya bukan saat senggang. Tapi malah saat harusnya ngga boleh ngeblog. /floor 


Read On

Ikhwan Sok Laris

0 komentar Wednesday, December 26, 2012


Ibu-ibu mau ngomel dulu ahhh...

Setelah sebelumnya comeback dengan efek euforia karena become a new mommy yang bikin rasanya pengen ngepost tentang motherhood teruuuuss.. ehh kejadian juga ketemu sesuatu yang menggerakkan hati untuk cecericiw tentang hal lain.

Seperti kata mba miund, let's break from baby talk, shall we? 

Ceritanya nih kemarin blog wandering kesana-sini, dan bertemu sebuah blog yang ditulis seorang ikhwan (ikhwan at the "term"). Pengunjung blognya rame, ga kaya blog sayah hehe...* a sigh /no
dia menulis tentang banyak hal, dan tema yang termasuk banyak komentarnya adalah tentang pengalaman "cinta"nya. Uwooow.. Penasaan dong yaaa, gimana nih sejarah cinta ikhwan aktivis yang sepertinya tersohor ini. Lebih lagi, penasaran, siapa yang dicintainya. Saya juga ikut ngintip dong ahhh...

Tulisannya diawali dengan sedikit pengantar tentang prinsip dia yang anti pacaran lah, tak penah jatuh cinta lah dan sebagainya yang saya sudah prediksi sebelumnya. Tapi yang mengagetkan uwooow  isi postingannya ternyata hanya memuat list wanita-wanita yang sudah berhasil ditolaknya gituuuhh.. /blur 
Memang siiih dia masih punya hati ga nyampe nyebut nama atau mention akun twitter akhowat-akhowatnya, tapi dari cara mendeskripsikan, aihhhh..... segitu jelasnya.

Well, pada poin menjaga diri dari zina dia mungkin dapet nilai seratus, tapi dari segi akhlak menutup aib dan memuliakan perempuan..dia minus sejuta! 

Saya sih yakin, dia tak membual, memang ikhwan ini sepertinya tergolong ikhwan favorit, dan tak sedikit yang ingin menjodohkan atau datang langsung menyatakan keinginan. Dia sih mengaku bingung mengapa banyak yang suka padahal katanya dia "segini-gini" aja. HELLO... mau merendah kok mbok ya terdengarnya lebih ke bangga gitu.

Dulu juga saya pernah punya teman ikhwan yang "ditembak" seorang akhowat. Si ikhwan menolak dengan blah-blah alesan. Akhowatnya sudah menerima dengan lapang hati. Tapi yang tersesali adalah, si ikhwan membongkar cerita ini kemana-mana. Jadilah si akhowat tak bisa lagi mengutarakan niatnya ke ikhwan lain.
Sudahlah pedihnya ditolak, diceritakan pada orang lain, dibingkai dalam koleksi "wanita-wanita yang pernah ditolak", ditulis di blog pula, ditambah dijauhi ikhwan lain. Hedeeeeh.

Yang bilang wanita mudah ge er itu perlu dikoreksi loh, ternyata laki-laki jauh lebih mudah Ge ER yak.. Untuk hal-hal penting ga sesnsitif, tapi kalo sudah tentang perempuan: KEPEDEAN. Situ yakin perempuan itu cuma menyatakan sama situ? You're not that cool anyway. Ga impossible kan you're only an option? /wahaha

Trus apa bedanya ya ikhwan dengan laki-laki "umum" yang berkoar-koar tentang jumlah mantan, mantan mereka si anu si atu...? INDEED. Ngga ada bedanya. Pada dasarnya laki-laki sama. Bukan sejenis lirik lagi dangdut ini mah, tapi saya bicara masalah psikologis tauuu. Laki-laki sangat mencintai diri mereka sendiri. Makanya mereka tidak diamanahi menjadi seorang ibu. (opo thoo..).
Mereka sangat suka dikagumi, dan lebih-lebih, ketika orang banyak tahu bahwa mereka dikagumi. Jadi yaa.. hanya yang istimewalah yang bisa menghormati kita, perempuan. Walau ia tak suka.

Tidak, saya tidak kasihan dengan wanita-wanita yang mereka semena-menakan itu, karena selama caranya Syar'i, tujuannya lurus, tak perlu malu mengajak laki-laki menikah. Toh, mengajak pada kebaikan dan perjuangan bukan? Bukan pada maksiat yang keji. Tapi saya memang harus bilang, setelah tau ini, akhowat  harus siap dengan 'kesongongan" mereka. At least, jangan pilih ikhwan yang punya blog lah. haha. 

Dan, saya berdo'a...sikap ikhwan seperti ini membuktikan bahwa akhowat-akhowat tersebut  itu terlalu baik untuknya, mereka lebih berhak mendapat ikhwan yang lebih memuliakannya. Aaamiin.


*like they said : laki-laki itu tak pernah bertambah tua, mereka hanya bertambah gendut /dignose
Read On

senandung cinta

0 komentar


        
            Kau adalah gemerlap bintang di langit malam
Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah pendar rembulan di angkasa sana,
Bukan!, kau lebih dari itu,
Kau adalah benderang matahari di tiap waktu,
Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah Sinopsis semesta.

Credit to : penulisnya
Read On

Mengapa tidak bekerja?

0 komentar Saturday, December 22, 2012


Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya fikir : Buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan risiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri? 

Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri? Anak saya akan tidak memiliki ibu. 
Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orangtua kehilangan anak dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Bertahun-tahun kami bertiga hidup begitu."  (Ainun Habibie)




I'm very just fine with "homy mommy' alias ibu rumah tangga. Walaupun dia sudah sekolah tinggi, bergelar sarjana lah bleh bloh de es be, saya bisa memaklumi kalau mereka memilih mengurus keluarga saja. Karena menurut saya, seorang ibu harus pinter, cerdas, mandiri  walau ia tidak bekerja di luar rumah, sebaliknya juga tidak perlu bekerja walau ia sudah duduk di sekolah formal yang tinggi. TAPI, tidak untuk gelar dokter. Seorang dokter,  mau tidak mau, harus bekerja untuk membayar perjuangannya yang berpayah-payah untuk membantu orang lain. Karena selain ia, nobody can do it. It's about people's need. Dan dengan terbatasnya jumlah dokter, apalagi di daerah, menemukan pekerjaan untuk dokter tidaklah terlalu sulit. It's unfair menyia-nyiakan ilmu dan  hanya di rumah saja.

ITU DULU. Sebelum saya benar benar jobbing and doing as a doctor.  Ternyata menjadi dokter tidak hanya menjadi pembagi ilmu semampu dan semau dia, dokter (pns sekalipun) jam kerjanya countless, liburless dan cutiless.  More unfortunately, di Indonesia penghargaan dan dukungan yang diberikan negara tak setimpal dengan harga materiil dan moriil (apasik) yang telah dihabiskan untuk sekolah dan peran seorang dokter. Apalagi setelah punya anak, for me as a mom, When i see his eyes, i know.. Everything else means nothing.

Setelah membaca kutipan dari Almarhumah ibu Hasri Ainun Habibie di atas, i kind of more understand. Jadi lebih mengerti perasaan beliau. Dan perasaan saya. IT IS. IT VERY IS.  Mungkin dan semoga saya salah, masih banyak dokter yang bekerja semata untuk uang dan kepuasan profesional. Tidak lebih. 

Namun, saya menyimpan banyak kekaguman pada TS-TS yang masih bisa survive bekerja seharian dengan segala seluk beluknya, sementara punya beberapa anak yang masih balita. We have to admit, pasti banyak kedekatan yang dikorbankan. Dan semakin lama, kemungkinan membenci pekerjaan ini yang memisahkan dengan keluarga akan menyeruak. It's a mini hell to have a job that we hate, right?

Dan saya hanya berdo'a untuk mereka semoga pengorbanan itu cukup berharga untuk diberikan.
Bila tidak, semoga diberikan jalan yang lebih baik olehNya.
Sunggguh, ini juga do'a untuk saya. 
 

Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hadzal amro (sebut nama urusan tersebut) khoiron lii fii ‘aajili amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih.
Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku (atau baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya. Kemudian dia menyebut keinginanya” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Ibn Hibban, Al-Baihaqi dan yang lainnya).


*Tulisan buru-buru di sela-sela tangisan my baby boy
Read On

A Letter From Mom and Dad

0 komentar Friday, December 21, 2012


My child,
When i get old,
I hope you understand 
And have patience with me...

In case i break a plate
Or spill soup on the table 
Because I’m loosing my eyesight,
I hope you don’t yell at me
Older people are sensitive
...Always having selfpity when you yell

When my hearing gets worse
And i can’t hear what you’re saying,
I hope you don’t call me “Deaf!”
Please repeat what you said or write it down..

I”m sorry, my child... 
I’m getting older
When my knees get weaker,
I hope you have the patience to help me get up
Like how i used to help you while you were a little
Learning how to walk..

Please bear with me
When i keep repeating myself
Like a broken record
I hope you just keep listening to me
Please don’t make a fun of me
Or get sick of listening to me
Do you remember when you were little
And you wanted a balloon
You repeated yourself over and over
Until you got what you wanted

...please also pardon my smell
I smell like an old person
Please don’t force me to shower
My body is weak
Old people get sick easily when they are cold
I hope i don’t gross you out
Do you remember when you were a little
I used to chase you around
Because you didn’t want to shower

I hope you can be patient with me
When i’m always cranky
It’s a part of getting old
You’ll understand when you’re older...

And if you have spare time,
I hope we can talk
Even for a few minutes
I’m always all by myself all the time
And have no one to talk to...
I know you’re busy with work
Even if you’re not interested in my stories,
Please have time for me
Do you remember when you were  alittle
I used to listen to your stories
About your teddy bear


When the time comes, 
and i get ill and bedridden,
I hope you have the patience to take care of me.
I’m sorryIf i accidentally wet the bed or make a mess

I hope you have the patience to take care of me during the last few moments of my life
I’m not going to last much longer anyway...

When the time of my death comes,
I hope you hold my hand
And give me the strength to face death

And don’t worry
When i finally meet our Creator
I will whisper in His ear
...to BLESS you

Because you loved your mom and dad

Thank you so much for your care
We love you.

With much love,
Mom and dad




*a breath holder and tears dropper poet
Mianhae, maaf, please forgive me,Mom.
It’s always about the stupid me.

Happy mother’s Day. I love you.

source: you can see the video here 
Read On

when you thought i wasn't looking...

0 komentar




When you thought i wasn't looking, 
i saw you hang my first painting on the refrigerator, and i immediately wanted to paint another one.



When you thought i wasn't looking,

i saw you feed a stray cat, and i learned that it was good to be kind to animals.



When you thought i wasn't looking

i saw you make my favorite cake for me and i learned that the little things can be the special things in life.



When you thought i wasn't looking
i heard you say a prayer and knew there is a god i could always talk to and i learned to trust god.

When you thought i wasn't looking
i saw you make a meal and take it to a friend who was sick, and i learned that we all have to help take care of each other.

When you thought i wasn't looking,
i saw you give of your time and money to help people who had nothing and i learned that those who have something should give to those who don't..

When you thought i wasn't looking
i felt you kiss me good night and i felt loved and safe.

When you thought i wasn't looking
i saw you take care of our house and everyone in it and i learned we have to take care of what we are given.

When you thought i wasn't looking
i saw how youhandled your responsibilities, even when you didn't feel good and i learned that i would have to be responsible when i grow up.

When you thought i wasn't looking
i saw tears come from your eyes and i learned that sometimes things hurt, but it's alright to cry.

When you thought i wasn't looking
i learned most of life's lessons that i need to know to be a good and productive person when i grow up.

When you thought i wasn't looking
i looked at you and wanted to say, thanks for all the things i saw, when you thought i wasn't looking.





*kind of touching, ain't it?/please
source: somewhere, can't remember 
Read On

welcome, my lil" man

0 komentar Wednesday, December 19, 2012


I watched a little face sleeping, 
Eyelashes fluttering so, 
I wondered of the dream you were having, 
and if Angels were playing there.


I watched a little face sleeping, 
and as I prayed to myself, 

I thank God for letting me watch a little face sleeping. 


Our lullaby son, 

Your life was ours, which is with you. 
Go on your journey. We go too. 



*2012.12.3. 
May he become a flourishing beautiful garden , 
has wiser thought than what his eyes could see, 
and trustable person facing this doubtful world.

Like our secret wish in his name. 
"Lujna Elfathan Amin"
Read On