Pada kami, syaithan membisikkan
kalimat-kalimat pemisah
gemuruh bagai lebah
keakraban dibakar rasa, sergapan kecewa
tapi di saat seperti inilah
kami paksa hati untuk melawan
katakan tidak pada sang syaithan
setiap mukmin adalah cermin satu bagi yang lain
maka tiap aib adalah kaca diri
“maafkan saudaraku,
adalah rombeng imanku yang membuatmu diserbu gelombang pilu”
tapi di saat seperti inilah
kami paksa hati untuk melawan
jangan sampai satu sama lain
membantu syaithan membawakan jerumus
karena bahkan dalam segala ketakindahan hidupmu
kau masih hadirkan persaudaraan terindah untukku
karena dalam tiap prasangka di antara kita
masih tersimpan cinta
mari kita berjanji
hari ini, untuk kesekian kali
telah kita perbarui sebuah ikatan suci
dan izinkan aku
melihat kembali senyum itu
ruku’ yang lurus sempurna
kopiah putih bersahaja
dan mujahid mujahidah gigih yang melangkah gagah
merengkuh tanganku, menjemput syahid dalam padu
***
kalimat-kalimat pemisah
gemuruh bagai lebah
keakraban dibakar rasa, sergapan kecewa
tapi di saat seperti inilah
kami paksa hati untuk melawan
katakan tidak pada sang syaithan
setiap mukmin adalah cermin satu bagi yang lain
maka tiap aib adalah kaca diri
“maafkan saudaraku,
adalah rombeng imanku yang membuatmu diserbu gelombang pilu”
tapi di saat seperti inilah
kami paksa hati untuk melawan
jangan sampai satu sama lain
membantu syaithan membawakan jerumus
karena bahkan dalam segala ketakindahan hidupmu
kau masih hadirkan persaudaraan terindah untukku
karena dalam tiap prasangka di antara kita
masih tersimpan cinta
mari kita berjanji
hari ini, untuk kesekian kali
telah kita perbarui sebuah ikatan suci
dan izinkan aku
melihat kembali senyum itu
ruku’ yang lurus sempurna
kopiah putih bersahaja
dan mujahid mujahidah gigih yang melangkah gagah
merengkuh tanganku, menjemput syahid dalam padu
***
0 komentar:
Post a Comment