Sampaikan
Tangisku pada kurus tulang-tulang
Sedihku untuk sinar wajah redup kehilangan matahari
Maafku untuk cekung iris mata yang berenang-renang kolam darah.
Perih.
Maafkan aku hanya bisa melewatinya
Gesa
Katakan sesalku pada ranting-ranting patah –kering-
Sebab aku hanya bisa menadah tetes demi tetes air langit
Air wudhu terakhirmu nan sendu tak perlu kuseka
Biarkan ia menjadi basahnya jiwa
Dari lorong- lorong pucat rumah sakit:
Infus, karsinoma dan ketabahan
| 
 
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
 
 
About MeBlog Archive
 Recent CommentsLabels
 Annyyeong! | 




0 komentar:
Post a Comment