Kepada satu nama yang kusimpan dalam ingatan yang ingin paling jarang kugunakan..  
Gerimismu semi di sisi ladangku  
Dan Jendelaku menjadi berbunga-bunga magenta    
Namun penghianatan nyanyian hujan kita pada telagaNYA
ternyata mengiris permukaan tenang itu
“Haruskah kau lupakan  aku buru-buru?” bujuk cinta  
Maafkan tuan,  
Walau dengan enggan, kuanggukkan kepala  
Tak layak kupotongkan untuk-Nya  sisa-sisa cinta  
Maka hanya kutunggu janji Sang Maha Benar dengan kesabaran berdarah-darah  
Kujaga hatiku untuk pangeran di bumi mana
Yang akan menjemputku dengan kuda putihnya  
Di senja yang tepat.  
Malam itu, Pada sujudku yang terlalu lama kaku,  
Aku bercerita.
   
True Love.ologhica





0 komentar:
Post a Comment