hmmm..wahai cerminku...

Pada kami, syaithan membisikkan

kalimat-kalimat pemisah

gemuruh bagai lebah

keakraban dibakar rasa, sergapan kecewa


tapi di saat seperti inilah

kami paksa hati untuk melawan

katakan tidak pada sang syaithan


setiap mukmin adalah cermin satu bagi yang lain

maka tiap aib adalah kaca diri

“maafkan saudaraku,

adalah rombeng imanku yang membuatmu diserbu gelombang pilu”


tapi di saat seperti inilah

kami paksa hati untuk melawan

jangan sampai satu sama lain

membantu syaithan membawakan jerumus


karena bahkan dalam segala ketakindahan hidupmu

kau masih hadirkan persaudaraan terindah untukku

karena dalam tiap prasangka di antara kita

masih tersimpan cinta


mari kita berjanji

hari ini, untuk kesekian kali

telah kita perbarui sebuah ikatan suci

dan izinkan aku

melihat kembali senyum itu

ruku’ yang lurus sempurna

kopiah putih bersahaja

dan mujahid mujahidah gigih yang melangkah gagah

merengkuh tanganku, menjemput syahid dalam padu

***

0 komentar:

Post a Comment