Maaf, tuan

Cakrawala baru saja mengabur Back_1
Membaur dalam kaca-kaca bening mata
Haruskah kau meninggalkanku sepagi ini?
Maaf, Tuan
Aku harus menangis



Sebiru bulan yang menggamit celah jendela
Dedaunan pun menggigil berisik
Haruskah kau lupakan  aku buru-buru?
Maaf, Tuan
Walau dengan enggan,
Kulihat kau anggukkan kepala



Katamu: Kemana hari-hari merah kau angkut, gadis?
Untuk damai yang kuhidangkan di bawah lentera
Untuk sepi yang kuiriskan di tiap sisinya
Haruskah begini kita berjumpa?
Maaf, Tuan,
Aku tak peduli kelam mana menawarkan cahaya



Malam itu,
dia membisu. Terluka.
Lagi
Pada sujudku yang  tersimpuh kaku,
Aku meminta maaf.
Lagi.

                                              Banjarmasin, kamar biru, 2007

0 komentar:

Post a Comment